Kamis, 31 Mei 2012

Contoh Mind Mapping pkn ku






·  Pengertian Mind Map.
  • Mind map adalah teknik cara berpikir yang membantu agar otak berpikir secara teratur. Mind map adalah cara yang efektif dalam membuat catatan karena memetakan pikiran.
  • Diciptakan oleh Tony Buzan (London).
    • Menurut Tony otak manusia dilahirkan jutaan kali lebih canggih dari komputer. Dengan terinspirasi oleh komputer yang dilengkapi dengan buku paduan, maka Tony berusaha menciptakan panduan dalam pemakaian otak manusia, sehingga dapat digunakan dengan secara maksimal.
  • Strategi Mind Map juga digunakan untuk menghilangkan kebosanan mencatat cara tradisional, sehingga otak akan lebih mencerna serta mengingat catatan dengan lebih baik.
  • Mengapa Mind Map membantu memahami konsep mengembangkan suatu ide ?
    • Jawabnya : karea konsep kerja mind map sama dengan cara otak bekerja. Saat otak menerima informasi, otak akan berusaha menghubungkan dengan informasi lain yang sudah ada sebelumnya.
    • Mind Map membantu mengembangkan ide karena dimulai dari suatu ide utama dan kemudian memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci.
  • Manfaat Mind map.
    • Mempercepat pembelajaran, Memudahkan ide mengalir, memudahkan mengingat, menyederhanakan struktur, meningkatkan kreatifitas.
  • Berikut ini Tip Dasar dalam mengembangkan Mind map.
    • Memulai dari Tengah, karena posisi tengah memberikan keleluasaan bagi kerja otak dan mengekspresikan diri lebih besar dan alami.
    • Gunakan Gambar, karena 1 gambar mewakili seribu kata.
    • Gunakan warna, karena warna-warni menarik perhatian otak dan meningkatkan kreatifitas berpikir.
    • Gunakan garis melengkung, karena garis lurus membosankan otak. Dan hubungkan antara gambar utama dan cabang-cabangnya.
    • Buatlah kata kunci perbaris, sehingga akan lebih meningkatkan kreatifitas.
 
a.    Pengertian Motivasi
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Motivasi adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. :Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi bermanfaat dalam pembelajaran, karena dapat memberi semangat bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan mendorong usaha mencapai prestasi belajar. Tingkat motivasi belajar siswa dapat diukur dengan mengamati siswa terhadap rasa senang, perhatian, keaktifan dan ketenangan dalam mengikuti pelajaran
(AT. Rusyam, 1989, Wahjosumidjo, 1987, dalam Satunggalno).
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
b.      Jenis – jenis Motivasi
Faktor internal
1)      Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2)      Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3)      Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4)      Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
5)      Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
1)      Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
2)      Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
3)      Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
4)      Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
c.       Faktor – faktor Motivasi
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
1)    Cita-cita atau Aspirasi
2)    Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalahtujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagiseseorang, Winkel (1989:96) dalam Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dannegatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan berharap dapat mencapainya

3)    Kemampuan Belajar
Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadiukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi belajar

4)     Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengankondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karenalebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisitersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa

5)    Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungansekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruhterhadap motivasi belajar siswa.

6)     Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannyadalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional

7)     Upaya Guru Membelajarkan SiswaGuru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaanmateri sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar


 
Pengertian Pembelajaran
Pengertian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemkian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang
lebih baik (Darsono, dkk. 2000). Berdasarkan pengertian pembelajaran tersebut
maka guru berfungsi sebagai fasilitator yaitu orang yang menyediakan fasilitas
dan menciptakan situasi yang mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan
belajarnya sehingga dapat mengubah tingkah lakunya menjadi baik.
Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman
dan latihan. Perilaku dikategorikan menjadi tiga yaitu:
a. Kognitif (kecerdasan berfikir)
b. Afektif (sikap, perasaan, emosi)
c. Psikomotorik (skill, ketrampilan)
Menurut Darsono (2000) pengertian belajar adalah terjadinya perubahan pada diri
orang yang belajar karena pengalaman, bukan karena bawaan sejak lahir.


Pengertian Pembelajaran
Pengertian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemkian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang
lebih baik (Darsono, dkk. 2000). Berdasarkan pengertian pembelajaran tersebut
maka guru berfungsi sebagai fasilitator yaitu orang yang menyediakan fasilitas
dan menciptakan situasi yang mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan
belajarnya sehingga dapat mengubah tingkah lakunya menjadi baik. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman
dan latihan. Perilaku dikategorikan menjadi tiga yaitu:
a. Kognitif (kecerdasan berfikir)
b. Afektif (sikap, perasaan, emosi)
c. Psikomotorik (skill, ketrampilan)
Menurut Darsono (2000) pengertian belajar adalah terjadinya perubahan pada diri
orang yang belajar karena pengalaman, bukan karena bawaan sejak lahir.